Proses Berfikir dan Perkembangan Bicara (PBPB)


Pengertian konsep PBPB
A. Proses Berpikir
Proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu :
1. Pembentukan Pengertian
Pengertian, atau lebih tepatnya disebut pengertian logis di bentuk melalui tiga tingkatan, sebagai berikut:
a.       Menganalisis ciri-ciri dari sejumalah obyek yang sejenis. Obyek tersebut kita perhatikan unsur - unsurnya satu demi satu. Misalnya maupun membentuk pengertian manusia. Kita ambil manusia dari berbagai bangsa lalu kita analisa ciri-ciri misalnya :
Manusia Indonesia, ciri - cirinya :
* Mahluk hidup
* Berbudi
* Berkulit sawo mateng
* Berambut hitam
* Dan sebagainya

Manusia Eropa, ciri - cirinya :
* Mahluk hidup
* Berbudi
* Berkulit Putih
* Berambut pirang atau putih
* Bermata biru terbuka
* Dan sebagainya

Manusia Negro, ciri - cirinya:
* Mahluk hidup
* Berbudi
* Berkulit htam
* Berambut hitam kriting
* Bermata hitam melotot
* Dan sebagainya

Manusia Cina, ciri - cirinya:
* Mahluk Hidup
* Berbudi
* Berkulit kuning
* Berambut hitam lurus
* Bermata hitam sipit
* Dan sebagainya
Dan manusia yang lain - lainnya lagi.
b. Membanding - bandingkan ciri tersebut untuk diketemukan ciri - ciri mana yang sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak selalu ada mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki.
c. Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki, menangkap cirri-ciri yang hakiki. Pada contoh di atas ciri - ciri yang hakiki itu ialah: Makhluk hidup yang berbudi.
2. Pembentukan Pendapat
Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat, yang terdiri dari pokok kalimat atau subyek dan sebutan atau predikat.
Selanjutnya pendapat dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :a. Pendapat Afirmatif atau positif, yaitu pendapat yang menyatakan keadaan sesuatu, Misalnya Sitotok itu pandai, Si Ani Rajin dan sebagainya.b. Pendapat Negatif, Yaitu Pendapat yang menidakkan, yang secara tegas menerangkan tentang tidak adanya seuatu sifat pada sesuatu hal : Misalnya Sitotok itu Bodoh Si Ani Malas dan sebagainya.c. Pendapat Modalitas atau kebarangkalian, Yaitu Pendapat yang menerangkan kebarangkalian, kemungkinan - kemungkinan sesuatu sifat pada sesuatu hal ; misalnya hari ini mungkin hujan, Si Ali Mungkin tidak Datang. Dan sebagainya.
3. Penarikan Kesimpulan atau Pembentukan Keputusan
Keputusan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada 3 macam keputusan, Yaitu
a. Keputusan induktif
yaitu keputusan yang diambil dari pendapat - pendapat khusus menuju ke satu pendapat umum. Misalnya :
§  Tembaga di panaskan akan memuai
§  Perak di panaskan akan memuai
§  Besi di panaskan akan memuai
§  Kuningan di panaskan akan memuai Jadi (kesimpulan).
§  Bahwa semua logam kalau dipanaskan akan memuai (Umum)
b.   Keputusan Deduktif
Keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus , Jadi berlawanan dengan keputusan induktif. Misalnya : Semua logam kalau dipanaskan memuai (umum), tembaga adalah logam. Jadi (kesimpulan) : tembaga kalau dipanaskan memuai Contoh lain : Semua manusia terkena nasib mati, Si Karto adalah manusia Jadi pada suatu hari si Karto akan mati.
c.    Keputusan Analogis
Keputusan Analogis adalah Keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada. Misalnya : Totok anak pandai, naik kelas (Khusus). Jadi (kesimpulan) Si Nunung anak yang pandai itu, tentu naik kelas.
A. Simpulan
1. Secara umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-perngertian yang terjadi karena adanya masalah.
2. Proses berpikir ada tiga langkah yaitu : (a) Pembentukan Pengertian , atau lebih tepatnya disebut pengertian logis, (b) Pembentukan Pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat, yang terdiri dari pokok kalimat atau subyek dan sebutan atau predikat, dan (c) Penarikan Kesimpulan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada.


B.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa

Secara rinci dapat diidentifikasi sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu:
a. Kognisi (Proses Memperoleh Pengetahuan)
Tinggi rendahnya kemampuan kognisi individu akan mempengaruhi cepat lambatnya perkembangan bahasa individu. Ini relevan dengan pembahasan sebelumnya bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara pikiran dengan bahasa seseorang.
b. Pola Komunikasi Dalam Keluarga.
Dalam suatu keluarga yang pola komunikasinya banyak arah akan mempercepat perkembangan bahasa keluarganya.
c. Jumlah Anak Atau Jumlah Keluarga.
Suatu keluarga yang memiliki banyak anggota keluarga, perkembangan bahasa anak lebih cepat, karena terjadi komunikasi yang bervariasi dibandingkan dengan yang hanya memiliki anak tunggal dan tidak ada anggota lain selain keluarga inti.
d. Posisi Urutan Kelahiran.
Perkembangan bahasa anak yang posisi kelahirannya di tengah akan lebih cepat ketimbang anak sulung atau anak bungsu. Hal ini disebabkan anak sulung memiliki arah komunikasi ke bawah saja dan anak bungsu hanya memiliki arah komunikasi ke atas saja.
e. Kedwibahasaan(Pemakaian dua bahasa)
Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa lebih dari satu atau lebih bagus dan lebih cepat perkembangan bahasanya ketimbang yang hanya menggunakan satu bahasa saja karena anak terbiasa menggunakan bahasa secara bervariasi. Misalnya, di dalam rumah dia menggunakan bahasa sunda dan di luar rumah dia menggunakan bahasa Indonesia.

Faktor-faktor yang mempengaruhi anak berbicara Awal masa kanak-kanak terkenal sebagai masa tukang ngobrol, karena sering kali anak dapat berbicara dengan mudah tidak terputus-putus bicaranya. Adapun faktor-faktor yang terpenting didalam anak banyak bicara yaitu :
1. Inteligensi. Yaitu semakin cerdas (pintar) anak, semakin cepat anak menguasai keterampilan berbicara.
2. Jenis disiplin. Yaitu anak-anak yang cenderung dibesarkan dengan cara disiplin lebih banyak bicaranya ketimbang pada suatu kekerasan.
3. Posisi urutan. Yaitu anak sulung cenderung/didorong ortu untuk banyak berbicara daripada adiknya.
4. Besarnya keluarga
5. Status sosial ekonomi
6. Status ras
7. Berbahasa dua
8. Penggolongan peran seks

C. Tahap perkembangan bahasa berbicara anak secara umum
Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu: periode Prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun). Mulai periode linguistik inilah mulai hasrat anak mengucapkan kata kata yang pertama, yang merupakan saat paling menakjubkan bagi orang tua. Periode linguistik terbagi dalam tiga fase besar, yaitu:
1. Fase satu kata atau Holofrase
Pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang kornpleks, baik yang bcrupa keinginan, perasaan atau temuannya tanpa pcrbedaan yang jelas. Misalnya kata duduk, bag: anak dapat berarti “saya mau duduk”, atau kursi tempat duduk, dapat juga berarti “mama sedang duduk”. Orang tua baru dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksudkan oleh anak tersebut, apabila kiia tahu dalam konteks apa kata tersrbut diucapkan, sambil mcngamati mimik (ruut muka) gerak serta bahasa tubuh lainnya. Pada umumnya kata pertama yang diurapkan oleh anak adalah kata benda, setelah beberapa waktu barulah disusul dengan kata kerja.
2. Fase lebih dari satu kata
Fase dua kata muncul pada anak berusia sekkar 18 bulan. Pada fase ini anak sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata. Kalimat tersebut kadang-kadang terdiri dari pokok kalimat dan predikat, kadang-kadang pokok kalimat dengan obyek dengan tata bahasa yang tidak benar. Setelah dua kata, muncullah kalimat dengan tiga kata, diikuti oleh empat kata dan seterusnya. Pada periode ini bahasa yang digunakan oleh anak tidak lagi egosentris, dari dan uniuk dirinya sendiri. Mulailah mcngadakan komunikasi dengan orang lain secara lancar. Orang tua mulai melakukan tanya jawab dengan anak secara sederhana. Anak pun mulai dapat bercerita dengan kalimat-kalimatnya sendiri yang sederhana.
3. Fase ketiga adalah fase diferensiasi
Periode terakhir dari masa balita yang bcrlangsung antara usia dua setengah sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Dalam berbicara anak bukan saja menambah kosakatanya yang mengagumkan akan tetapi anak mulai mampu mengucapkan kata demi kata sesuai dengan jenisnya, terutama dalam pemakaian kata benda dan kata kerja. Anak telah mampu mempergunakan kata ganti orang “saya” untuk menyebut dirinya, mampu mempergunakan kata dalam bentuk jamak, awalan, akhiran dan berkomunikasi lebih lancar lagi dengan lingkungan. Anak mulai dapat mengkritik, bertanya, menjawab, memerintah, memberitahu dan bentuk-bentuk kalimat lain yang umum untuk satu pembicaraan “gaya” dewasa.

Menurut Vygostky menjelaskan ada 3 tahap perkembangan bicara pada anak yang berhubungan erat dengan perkembangan berpikir anak yaitu :

1. Tahap eksternal. Yaitu terjadi ketika anak berbicara secara eksternal dimana sumber berpikir berasal dari luar diri anak yang memberikan pengarahan, informasi dan melakukan suatu tanggung jawab dengan anak.

2. Tahap egosentris. Yaitu dimana anak berbicara sesuai dengan jalan pikirannya dan dari pola bicara orang dewasa.

3. Tahap Internal.Yaitu dimana dalam proses berpikir anak telah memiliki suatu penghayatan kemampuan berbicara sepenuhnya.

Bicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Semenjak anak masih bayi string kali menyadari bahwa dengan mempergunakan bahasa tubuh dapat terpenuhi kebutuhannya. Namun hal tersebut kurang mengerti apa yang dimaksud oleh anak. Oleh karena itu baik bayi maupun anak kecil stlalu berusaha agar orang lain mengcrti maksudnya. Hal ini yang mendorong orang untuk belajar berbicara dan membuktikan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang paling efektif dibandingkan dengan bentuk-bcntuk komunikasi yang lain yang dipakai anak sebelum pandai berbicara. Oleh karena bagi anak bicara tidak sekedar merupakan prestasi akan tctapi juga birfungsi nntuk mcncapni tujuannya, misalnya:
1) Sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan.Dengan berbicara anak mudah untuk mcnjclaskan kebutuhan dan keinginannya tanpa harus menunggu orang lain mengerti tangisan, gerak tubuh atau ekspresi wajahnya. Dengan demikian kemampuan berbicara dapat mengurangi frustasi anak yang disebabkan oleh orang tua atau lingkungannya tidak mengerti apa saja yang dimaksudkan oleh anak.
2) Sebagai alat untuk menarik perhatian orang lain. Pada umumnya setiap anak merasa senang menjadi pusat perhatian orang lain. Dengan melalui keterampilan berbicara anak berpendapat bahwa perhatian Orang lain terhadapnya mudah diperoleh melalui berbagai pertanyaan yang diajukan kepada orang tua misalnya apabila anak dilarang mengucapkan kata-kata yang tidak pantas. Di samping itu berbicara juga dapat untuk menyatakan berbagai ide, sekalipun sering kali tidak masuk akal-bagi orang tua, dan bahkan dengan mempergunakan keterampilan berbicara anak dapat mendominasi situasi “.ehingga terdapat komunikasi yang baik antara anak dengan teman bicaranya.
3) Sebagai alat untuk membina hubungan sosial. Kemampuan anak berkomunikasi dengan orang lain merupakan syarat penting untuk dapat menjadi bagian dari kelompok di lingkungannya. Dengan keterampilan berkomunikasi anak-anak Icbih mudah diterima oleh kelompok sebayanya dan dapat mempcroleh kescmpatan Icbih banyak untuk mendapat peran sebagai pcmimpin dari suatu kelompok, jika dibandingkan dengan anak yang kurang terampil atau tidak memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik.
4) Sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri. Dari pernyataan orang lain anak dapat mengetahui bagaimana perasaan dan pendapat orang tersebut terhadap sesuatu yang telah dikatakannya. Di samping anak juga mendapat kesan bagaimana lingkungan menilai dirinya. Dengan kata lain anak dapat mengevaluasi diri melalui orang lain.
5) Untuk dapat mcmpengaruhi pikiran dan peiasaan orang lain. Anak yang suka berkomentar, menyakiti atau mengucapkan sesuatu yang tidak menyenangkan tentang orang lain dapat menyebabkan anak tidak populer atau tidak disenangi lingkungannya. Sebaliknya bagi anak yang suka mcngucapkan kata-kata yang menyenangkan dapat merupakan medal utama .bagi anak agar diterima dan mendapat simpati dari lingkungannya.
6) Untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Dengan kemampuan berbicara dengan baik dan penuh rasa percaya diri anak dapat mempengaruhi orang lain atau teman sebaya yang berperilaku kurang baik menjadi teman yang bersopan santun. Kemampuan dan keterampilan berbicara dengan baik juga dapat merupakan modal utama bagi anak untuk menjadi pemimpin di lingkungan karena teman sebryanya menaruh kepercayaan dan simpatik kepadanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar